JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menunjukkan kepedulian langsung terhadap warga terdampak bencana di Aceh Tamiang dengan menyerahkan enam truk bantuan.
Penyerahan dilakukan saat meninjau posko pengungsian di Jembatan Kuala Simpang, yang menampung sekitar 240 orang.
Truk pertama memuat peralatan penting untuk penanganan darurat, antara lain 20 set gergaji listrik, 30 unit jet pump, 15 set genset bensin, 30 unit pompa robin 3 inci, selang buang 4 rol, selang isap 6 rol, genset 5 unit, kain kafan 5 rol, serta 156 mainan anak-anak. Semua bantuan ini ditujukan untuk mendukung evakuasi dan aktivitas di posko.
Truk kedua dan ketiga membawa tandon air ukuran 1.100 liter masing-masing 8 dan 12 buah, serta pasokan bahan bakar berupa 23 jerigen solar, 13 jerigen bensin, 4 botol oli campur genset, dan 2 pompa minyak dari jerigen. Bantuan ini dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan energi di lokasi bencana.
Bantuan Pangan dan Perlengkapan Warga
Selain logistik dan energi, Kapolri juga menyalurkan bantuan pangan dan kebutuhan pokok warga melalui truk keempat dan kelima.
Truk keempat memuat 200 paket sembako berisi beras 5 kilogram, minyak goreng 1 liter, gula 1 kilogram, 8 mie instan, 2 biskuit, kotak teh, serta pakaian dinas lapangan (PDL) 600 setel. Tak ketinggalan, baju penanggulangan bencana 300 buah, topi rimba 10 buah, PDL tactical 20 setel, kaos kaki 10 pasang, dan baju kaos 20 buah.
Sementara itu, truk kelima membawa bantuan dari Ketua Umum Bhayangkari, Juliati Sigit Prabowo, meliputi 300 kotak masker, 5 koli kasa, 1.745 kotak obat-obatan, 10 dus nasi instan, 23 dus bumbu dapur, 2 dus camilan bayi, 9 dus makanan camilan, 1.300 bungkus rokok, 200 mukena, 300 selimut, 50 tas selempang, dan 591 set seragam sekolah.
Truk keenam menambahkan 1.184 setel seragam sekolah dari SD hingga SMA serta 300 selimut untuk melengkapi kebutuhan dasar warga terdampak.
Dengan bantuan ini, warga di posko pengungsian bisa mendapatkan kebutuhan harian, pakaian, dan fasilitas pendidikan sementara yang mendukung aktivitas sehari-hari selama masa tanggap darurat.
Fasilitas Layanan dan Dapur Lapangan
Tidak hanya menyalurkan bantuan logistik, Polri juga menyediakan layanan penting di posko pengungsian.
Dapur lapangan dengan kapasitas 450 porsi per kali masak memastikan warga memperoleh asupan pangan yang cukup. Posko kesehatan melibatkan 31 tenaga kesehatan, siap memberikan perawatan dan pemantauan medis bagi warga yang membutuhkan.
Selain itu, alat water treatment disiapkan untuk memproduksi 16.000 liter air bersih per hari, menjamin kebutuhan air minum dan mandi bagi pengungsi. Kehadiran fasilitas ini menjadi langkah nyata Polri untuk memastikan kesejahteraan warga tetap terjaga meski berada di tengah kondisi darurat.
Pendampingan Psikososial dan Trauma Healing
Polri juga menurunkan tim trauma healing berjumlah 12 anggota untuk memberikan pendampingan psikososial bagi warga. Kehadiran tim ini sangat penting untuk membantu anak-anak dan keluarga menghadapi tekanan emosional akibat bencana, sekaligus mencegah dampak psikologis jangka panjang.
Pendekatan holistik yang dilakukan Polri, mulai dari penyaluran bantuan logistik, penyediaan fasilitas dasar, hingga pendampingan trauma healing, menunjukkan respons cepat dan komprehensif terhadap bencana. Langkah ini menjadi contoh nyata kepedulian negara kepada warganya, memastikan mereka bisa bertahan dan pulih dengan lebih baik.
Dengan penanganan yang menyeluruh, korban bencana di Aceh Tamiang tidak hanya menerima bantuan fisik, tetapi juga dukungan emosional, pendidikan, dan layanan dasar yang memadai. Upaya ini menjadi cermin kerja sama aparat kepolisian, organisasi kemasyarakatan, dan seluruh elemen terkait dalam menghadapi kondisi darurat.